ANGIN....
BAWALAH AKU MELAYANG TERBANG
MENATAP PANJANG PERJALANAN
BAIRKAN AKU MELAYANG-LAYANG
AKU MASIH ENGGAN UNTUK PULANG
ANGIN.....
TERUSKAN BELAIAN MESRAMU
MENYISIR CELAH BENTANGAN SAYAPKU
HEMPASKAN AKU KEMANA ARAHMU
BIAR KU PUAS MEMANDANG JAGAT-NYA
AKU MELIHAT KECIL ENGKAU DI SANAA....
DI BAWAH BUMI TEMPATKU MENCARI NAFKAH..
SAMA SEPERTI AKU KETIKA DI BAWAH....
KINI AKU TERBANG MENGANGKASA...
MENATAP LUAS ANGKASA RAYA....
KEPAKAN SAYAP-SAYAP TANGGUH MEMBENTANG..
MELAYANG MENANTANG ANGIN...
AKU MESTI KUAT DAN KOKOH...
MENERPA HEMPASAN HUJAN DAN BADAI...
BAGAI SEBUAH ELEGI KEHIDUPAN...
SAYAPKU MESTI KUAT MEMBENTANG.
MENAHAN DERU -DEBU KEPANAAN.
=============================
=Lukisan Sang Bunda=
Rambutmu kini mulai memutih rupa
mengeja fikir mengasah jalan sang putera
Mata tak lagi bercahaya, kini redup tersamar usia
tatapan penuh pengharapan ribuan asa
Wajah yang dahulu manis, tergoreskan senyum mudanya,
kini tergurat garis-garis keriput menua senja.
Raut yang menyisakan kenangan kemarin lalu.
Tangan yang masih cekatan meraih sebilah penyangga kayu, dahulu kokoh berdiri dalam lenggok pagi.
Membawakan aku semangkok bubur putih.
Aku tak bisa melukis engkau bunda,...
Tak sebagus Basuki Abdullah....letupanku hanya meniru Chairil Anwar...mungkin bukan WS Rendra...
Guratan tarian..menorehkan kata, seburuk parah Lukiasan Affandi.
Anakmu masih menyisakan harap kebaikan
Kini aku hanya bisa berkata, sambil terbata-bata
Mengingat engkau yang tiada, lalu ..
" Selamat Hari Ibu"...buat Bunda,..di sana.
======================================== " Tak Bertepi"
Tak akan pernah lelah mengejar cintamu, sampai batas pelarian tak bertepi. Jika ujung dunia masih punya tepi, namun cintaku tak pernah finish digaris terakhir.
Hanya kematianlah yang akan memisah jasad dan raga, Sukmaku akan tetap bersama dalam jutaan suka dan duka. Jika memang ini tetap terjadi dan berakhir, kuberharap di alam lain yang penuh dengan keharuman surgawi, di mana kita kekal dalam keabadian cinta.
Kesempurnaan dalam hidup memang tak akan pernah terjadi. Semua hanyalah lintas perjalanan ragawi belaka. Biarlah ruh dipersatukan di dalam kebesaran dan keagungan istana kerinduan semua ummat.
Inilah keabadian cintaku yang tak pernah punya ujung dan batas tepi.
Rawa mekar jaya.
sungguh elok rangkaian kata yg tersusun membentuk satra. Selamat berkreasi pak
BalasHapus