Jumat, 01 November 2013

Tampuk kuasa

~HAKIM MABOK~
===satire======
Kursi kehormatan dinila hitam noda,
seakan dakwanya mengandung kebenaran.
Mata yang yang nanar membutakan nurani,
terbayang setumpuk kemanisan materi lewat hitam pekat mendusta fakta.
Angka dua puluh sembilan dibaliknya,
menjadi pembenaran lewat palu ketiganya.
Kemenangan menjadi muskil,
dan kekalahan menjadi ladang subur isi kepala yang licik.

Lalu aku bertanya pada guru besarku,
pada hukum di negeri merah putih.
Kemana panglima berpedang, disaat hakim mabok keputusan, ataukah keputusasaan?
Lalu aku bertanya kembali, kepada guru ngaji di tepi sungai
yang airnya bergemerik mengalir jernih.
Apakah bisa keputusan itu diterima, sedang sholatnya saja ditolak selama 40 hari?

Wahai ,..para pemegang pedang kebenaran,
jangan kau muntahi meja hijau kebesaran, hingga kami ragu segudang keputusan.
karena akal diracuni, dicekoki madat dan ganja,

Wahai ,...para pemegang mandat kekuasaan,
Jangan nodai dan ingkari amanah , hingga kami bimbang diawal tahun ini,
Kami rakyat, dari pingiran menggugat dan melaknat,
Muka dan wajah bertinja yang kau jadikan hiasan,
Kami hanya rakyat yang menggugat,
ini keputusan.....
dan kami , bukan manusia yang sholatnya ditolak selama 40 hari,
karena kami bukan pemadat kekuasaan,
kami bukan pemuja kebendaan,
kami bicara atas nama KEBENARAN.
==Nov.2013==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar