Sabtu, 23 November 2013

Puing-puing

*Mata hati

Cinta ku tak akan punya akhir sampai datang pagi kembali.
kini ku hadir mengisi ruang waktu ku
yang tak bisa terhenti
bersama sajak-sajak pagi



*Puing-puing.

Terhampar dalam luka
pecah berkeping-keping
termakan masa
hujan dan panas
terbuang tiada peduli.




*Diujung penantian

Tergambar dalam kanvas guratan warna -warni
divalet melintang bercak jingga
merah mentari dilukiskan mengambang di atas dermaga
sosok bayangan raga ku hitam
kecil memanjang mengarah timur

Mentari separuh keemasan terpagut cakrawala
tenggelam di balik luas samudera
hingga batasnya hilang dalam kesabaran
malam menjemput gelap
dan ku masih berdiri di dermaga penantian

Angin semilir membayukan titik air kecipak pantai
menidurkan perahu-perahu di tepian yang ditinggal nelayan
tali yang tertambat mengikatnya
dan laut menamparnya dengan ombak
dengan angin yang semakin kencang

Nampak dikejauhan sebatas penggalan
bersinar bintang pengganti
menghias malam yang ditinggalkan sang mentari
dia tak sendiri
dan cahayanya memainkan tanda
berkedip bagaikan sinyal morse
jauuh di upukm langit kebiruan
seakan terang diantara jutaan bintang-bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar